jump to navigation

Biogas Kotoran Manusia Terus Dikembangkan November 2, 2009

Posted by witart in Uncategorized.
add a comment

Biogas Kotoran Manusia Terus Dikembangkan
KOMPAS/HERU SRI KUMORO

Nyonya Budi (35) memasak menggunakan kompor biogas
di Dukuh Kanoman, Desa Gagaksipat, Ngemplak, Kabupaten
Boyolali, Jawa Tengah, Selasa (26/2). Energi biogas dialirkan
dari bak yang berisi limbah cair sisa pembuatan tahu.

Minggu, 1 November 2009 | 20:53 WIB

WONOSARI, KOMPAS.com- Biogas dari kotoran manusia terus dikembangkan di wilayah Kabupaten Gunung Kidul. Setelah sebelumnya memasang instalasi pengolahan biogas di bantaran Kali Besole, Kementerian Lingkungan Hidup membangun instalasi yang sama di Pondok Pesantren Darul Quran.

Pembangunan instalasi biogas di pesantren ini berpotensi menciptakan ekopesantren atau pesantren berwawasan lingkungan. Ketua Pondok Pesantren Darul Quran Ahmad Haris Masduki mengatakan akan menularkan teknologi pengolahan limbah ini ke pondok pesantren lain pada forum ekopesantren yang akan digelar di Yogyakarta, Rabu (4/11). “Pengolahan limbah menjadi biogas mampu menciptakan pondok pesantren yang ramah lingkungan atau ekopesantren,” ujar Haris, Minggu (1/11).

Teknologi pengolahan limbah kotoran manusia yang baru satu bulan terakhir dipasang di Pondok Pesantren Darul Quran ini diadopsi dari Jerman melalui Bremen Overseas Research and Development Association. Dengan mengolah kotoran manusia, pengelola pondok pesantren bisa menghemat pengeluaran uang untuk pembelian bahan bakar hingga Rp 2,5 juta per bulan.

Limbah cair dari instalasi pengolahan biogas juga bisa dimanfaatkan bagi pertanian. Dari lahan seluas 1.500 meter persegi, para santri bisa memanen aneka sayuran dengan nilai jual hingga Rp 1,6 juta per bulan. “Keuntungan ekonomi hanya efek samping. Yang terpenting limbah tak lagi menjadi masalah, tetapi justru bermanfaat,” tambah Haris.

Santri di Pondok Pesantren Darul Quran, Muhtasin, mengaku, awalnya dia dan sekitar 400 santri lainnya merasa jijik untuk memanfaatkan biogas dari kotoran manusia. Dia dan rekan-rekannya mulai terbiasa memanfaatkan biogas setelah mencicipi rasa masakan yang tidak berbeda dengan menggunakan bahan bakar jenis lain.

Sebelum mengenal pengolahan biogas, limbah dari pondok pesantren hanya dibuang ke areal persawahan sehingga mencemari lingkungan. Lewat pengolahan limbah tersebut, para santri juga diajak untuk menjaga kelestarian lingkungan. Ke depannya, pengelola pondok pesantren berharap bisa memanfaatkan olahan limbah kotoran manusia ini sebagai bahan baku pupuk.

Sejak Desember lalu, warga di pinggiran Kali Besole, Gunung Kidul, juga telah memanfaatkan gas dari kotoran manusia sebagai bahan bakar. Pemerintah memperbaiki toilet warga yang hidup berdesakan di pinggir kali dan menampung seluruh kotoran dari tujuh rumah. Gas dari kotoran tersebut baru bisa dimanfaatkan oleh 13 orang dari dua keluarga.
WKM, Editor: msh

sumber artikel : Kompas.com

Link terkait :
1. Baru 25 Persen Perajin Tahu Olah Biogas
2. Sebagian Perajin Tahu di Gunungsaren Belum Pasang Instalasi

Ledakan Tambang Batu Bara di Sawah Lunto Juni 16, 2009

Posted by witart in methana.
Tags: , ,
add a comment

Ledakan Tambang Batu Bara di Sawah Lunto
Gas Metana Picu Ledakan : Selasa, 16 Juni 2009 15:22 WIB


Masyarakat dan tim penyelamat berkerumun di sekitar
lubang-lubang pertambangan batu bara tradisional di
Sawahlunto, Sumatera Barat, Selasa (16/6).
Diperkirakan 36 orang berada dalam tambang batu
bara saat terjadi ledakan pada pukul 10.00.

JAKARTA–MI: Departemen ESDM mengungkapkan, berdasarkan dugaan sementara, ledakan yang terjadi di lokasi tambang batu bara, Sawahlunto, Sumatra Barat milik PT Dasrat Malawi akibat gas metana.

Direktur Teknik dan Lingkungan Ditjen Minerba Pabum Departemen ESDM MS Marpaung di Jakarta, Selasa (16/6) menjelaskan, akibat ledakan tersebut tiga orang tewas dan kemungkinan masih ada 30 penambang lainnya yang terjebak di dalam tambang.

“Tambang batu bara ini merupakan KP (kuasa pertambangan) berjenis underground (bawah tanah),” katanya.

Menurut Marpaung, untuk sementara, operasi tambang tersebut ditutup terlebih dahulu dan selanjutnya dilakukan penyelidikan. “Kami akan lihat apakah metode penambangan sudah sesuai dengan ketentuan atau tidak. Kami juga akan lihat, apakah ada ventilasi keluarnya gas metana,” ujarnya.

Gas metana merupakan gas yang memang terperangkap di dalam rongga-rongga batu bara. Gas tersebut akan keluar dengan sendirinya kalau sudah berhubungan dengan udara luar.

Tambang batu bara milik Dasrat Palawi di Sawahlunto, Sumatra Barat itu, pada Selasa pukul 10.45 WIB meledak yang menyebabkan enam orang tewas dan sedikitnya 24 orang masih terjebak di dalam lokasi penambangan. (Ant/OL-03)

sumber:
mediaIndonesia

Contoh ledakan methana pada toilet
youtube1
youtube2

kompor tinja Februari 19, 2009

Posted by witart in tokoh.
Tags: , ,
3 comments

Hillary Disuguhi Tempe dari “Kompor Tinja”
DHONI SETIAWAN, Kamis, 19 Februari 2009 | 14:27 WIB

Mutia (36) menunjukkan pisang goreng hasil dari pemanfaatan Bio Gas di MCK Plus-plus, Petojo Utara RW 08, Gambir Jakarta Pusat, Kamis (19/2). MCK Plus-plus yang dibangun atas biaya rakyat Amerika menghabiskan dana Rp 360 juta memiiki teknologi pemanfaat limbah dan ramah lingkungan.

JAKARTA, KAMIS — Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Hillary Clinton akan mendapatkan “pemandangan” menarik yang mungkin belum pernah disaksikannya di negeri asalnya. Bayangkan saja, istri mantan Presiden AS Bill Clinton ini akan menyaksikan demonstrasi pemanfaatan biogas menjadi bahan bakar untuk menyalakan kompor.

Bukan hal yang luar biasa tentunya. Namun tunggu dulu, ada hal yang mungkin akan membuat bulu kuduk Hillary bergidik. Api yang menyembur untuk menyalakan kompor itu berasal dari proyek biogas mandi cuci kakus (MCK).

Ya, biogas tersebut dihasilkan dari sembilan lubang penampungan tinja yang sudah diolah dengan bakteri anaerob menjadi gas metan (CH4). Biogas itu akan digunakan untuk menyalakan dua tungku dari sebuah dapur komunal yang disiapkan di kawasan permukiman Petojo Utara, Jakarta Pusat.

Dua tungku itu akan dipakai untuk memasak makanan yang akan disuguhkan untuk Hillary. Hiii…

Nah, Koki yang beruntung untuk menyiapkan hidangan itu adalah Ade, Mutia, dan Yanti. Ketiga wanita ini merupakan warga RW 08, Petojo Utara. Mereka rencananya akan memasak tempe dan pisang goreng yang dicampur dengan tepung terigu. “Ah sedikit grogi juga, namun kita bangga juga bisa bertemu langsung dengan Ibu Hillary. Kapan lagi kita bisa berdekatan dengan beliau,” kata Yanti sambil tersenyum.

Saat ini panitia sedang melakukan pengujian penggorengan. Hasilnya mereka bagikan kepada warga sekitar, maupun kepada petugas dari Kedubes AS dan aparat keamanan yang sudah menanti kedatangan Menlu AS yang dijadwalkan tiba pukul 14.45.

Selamat makan Bu…

sumber:
kompasCetak

ampas tahu hasilkan biogas lebih baik Januari 2, 2009

Posted by witart in jawatengah, universitasBiogas.
Tags: , , ,
3 comments

Tematik : bank sampah Bantul

Ampas Tahu Hasilkan Biogas Lebih Baik
Jumat, 2 Januari 2009 | 01:15 WIB

Semarang, KOMPAS – Ampas tahu dan sampah rumah tangga dapat menghasilkan biogas dengan kuantitas dan kualitas lebih baik daripada kotoran ternak. Selain lebih mudah didapat, ampas tahu dan sampah rumah tangga lebih dapat mendorong masyarakat untuk menggunakan biogas.

Pengajar Program Studi Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang, Sutaryo, menyebutkan hal tersebut di Kota Semarang, Jawa Tengah, Rabu (31/12). ”Komposisi nutrisi kedua limbah itu lebih baik karena mengandung protein dan lemak lebih tinggi daripada kotoran ternak. Selain itu, jumlah gas yang dihasilkan lebih besar,” katanya.

Secara kuantitas, hasil penelitian yang dilakukan oleh Sutaryo dan tim menyebutkan biogas dari limbah organik menghasilkan lebih banyak biogas. Sebagai gambaran, 15,3 liter larutan feses sapi perah yang dimasukkan dalam digester (tempat untuk mencerna biogas) setiap harinya dapat menghasilkan 124,9 liter biogas. Adapun 2,4 liter larutan ampas tahu yang dimasukkan dalam digester per hari dapat menghasilkan 381,82 liter biogas.

Sampah rumah tangga juga demikian. Dari 4,2 liter larutan limbah dapat menghasilkan 420,01 liter biogas. Dengan jumlah larutan lebih sedikit, biogas yang dihasilkan ampas tahu dan limbah organik hasilnya lebih besar.

Namun, Sutaryo juga menjelaskan, sebelum penggunaan ampas tahu dan limbah organik, kotoran hewan tetap dibutuhkan, terutama sebagai pemicu awal.

Pembuatan biogas sangat sederhana. Ampas tahu diayak dan dipisahkan dari cetakannya untuk kemudian air limbahnya dimasukkan ke dalam bak penampungan. Air limbah disaring beberapa kali hingga menghasilkan biogas yang kemudian dialirkan ke kompor.(ADO/Yon Daryono) dari Liputan6.com

Namun, Sutaryo juga menjelaskan, sebelum penggunaan ampas tahu dan limbah organik, kotoran hewan tetap dibutuhkan, terutama sebagai pemicu awal.
dari kompasCetak

Kepala Seksi Pengembangan Teknologi dan Pengusahaan Minyak dan Gas Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jateng Agus Sugiharto mengatakan, Dinas ESDM membuka peluang bagi setiap masyarakat yang ingin mengembangkan biogas di wilayah Jateng tetapi tidak mampu.

Guna mengembangkan potensi biogas, Pemerintah Provinsi Jateng memulai dengan memberi stimulan tahun 2009 berupa demplot biogas di tiga kabupaten sentra peternakan, yaitu di Sragen, Boyolali, dan Blora. (UTI)

sumber:
[1] kompasCetak
[2] moroners
[3] liputan6

biogas Nicaragua Desember 21, 2008

Posted by witart in universitasBiogas.
Tags: , , ,
add a comment

Nicaragua suffers from widespread poverty and a lack of access, especially for the rural poor, to clean water and reliable energy. The World Bank reported that, in 2003, 59% (~1 million people) of rural inhabitants did not have access to a reliable source of energy – a determinant of poverty for rural households. Biomass technology provides a potential solution for addressing the needs of the poor rural population in Nicaragua, Central America, and many other developing countries around the world.

Biomass technology is a renewable energy technology that uses various forms of biomass (animal dung, crop waste) and converts it into a useful energy source in the form of biogas (~70% methane) via anaerobic microbial digestion. Biogas Nicaragua, is a multi-phase project that involves the implementation, testing, and diffusion of a novel biogas technology which has the potential to increase methane production from biomass, reduce reliance on wood for cooking (a proven cause of various human health and environmental problems), and provide an economic opportunity to increase individual productivity.

An alliance of four key interests groups: MIT Professors and Students, a team of Nicaraguan students from la Universidad Nacional Agraria, an ecological reserve in Nicaragua, and local community members from Diriamba, Nicaragua, our project will, in the initial stage, execute a proof-of-concept trial period involving the construction of a full scale biogas digester prototype and a model Nicaraguan kitchen (for testing connectivity and ease-of-use of the technology with community partners) at the ecological reserve alpha site.

Nikaragua menderita dari meluasnya kemiskinan dan kurangnya akses, khususnya untuk masyarakat desa yang miskin, memperoleh air bersih dan energi yang dapat diandalkan. Bank Dunia melaporkan bahwa, pada tahun 2003, 59% (~ 1 juta orang) dari penduduk pedesaan tidak memiliki akses ke sumber energi – yang sangat mempengaruhi timbulnya kemiskinan rumah tangga pedesaan. Teknologi biomassa menyediakan solusi potensial untuk mengatasi kebutuhan masyarakat miskin penduduk pedesaan di Nikaragua, Amerika Tengah, dan banyak negara berkembang lainnya di seluruh dunia.

Teknologi energi Biomassa adalah teknologi yang menggunakan berbagai bentuk limbah bioomassa (kotoran hewan, limbah tanaman) dan mengkonversinya menjadi sumber energi yang berguna dalam bentuk biogas (~ 70% metana) melalui pencernaan anaerobik mikrobial. Biogas Nikaragua, adalah proyek multi-fase yang melibatkan pelaksanaan, pengujian, dan difusi dari sebuah modul perangkat teknolofi biogas yang memiliki potensi untuk meningkatkan produksi metana dari biomas, mengurangi ketergantungan pada kayu untuk memasak (yang terbukti menyebabkan berbagai kesehatan manusia dan lingkungan masalah), dan memberikan kesempatan ekonomi untuk meningkatkan produktivitas individu.

Sebuah aliansi dari empat kepentingan kelompok kunci : profesor MIT dan mahasiswa, suatu tim mahasiswa tim Nicaragua dari la Universidad Nacional Agraria, suatu cadangan sumberdaya ekologi di Nikaragua, dan anggota dari masyarakat di lokasi Diriamba, Nikaragua, proyek ini akan, pada tahap awal, melaksanakan pembuktian-konsep percobaan yang melibatkan pembangunan skala penuh perangkat prototipe biogas digester dan suatu model dapur Nicaraguan (untuk pengujian konektivitas dan kemudahan-dari-penggunaan teknologi dengan masyarakat mitra) di cadangan sumberdaya ekologi di situs alpha.

sumber :
biogas Nicaragua

pertamina kewalahan pasok gas Desember 12, 2008

Posted by witart in rumahtangga.
Tags: , ,
1 comment so far

Tematik : Elpijipasar domestik

PT Pertamina Akui Kewalahan Pasok Gas
Mendesak Penambahan Infrastruktur untuk Imbangi Konversi

Jakarta, Kompas – Lonjakan pemakaian elpiji pascakonversi bergulir membuat Pertamina kewalahan karena kondisi infrastruktur bongkar muat elpiji yang terbatas. Akibatnya, rawan terjadi gangguan pasokan gas elpiji ke masyarakat.


Puluhan kendaraan pengangkut tabung gas ukuran
3 kilogram antre mengisi tabung di Stasiun Pengisian
Bulk Elpiji di Kawasan Srengseng, Jakarta Barat,
Rabu (10/12). Antrean tersebut merupakan buntut
dari keterlambatan pasokan elpiji ke SPBE. Mereka
membutuhkan waktu seharian, bahkan lebih dari
satu hari, untuk antre.

Kamis, 11 Desember 2008 | 03:00 WIB

”Konsumsi elpiji berjalan sangat cepat setelah konversi berjalan,” ujar Direktur Utama PT Pertamina Ari H Soemarno, dalam jumpa pers, Rabu (10/12), di Jakarta.

(lebih…)

Tiga Hari Antre Beli Gas Desember 10, 2008

Posted by witart in rumahtangga.
Tags: , , , , ,
add a comment

Tematik : Elpiji

Pasokan Tersendat, Harga Gas Melambung
Rabu, 10 Desember 2008 | 01:53 WIB

Jakarta, kompas – Terhambatnya pasokan gas dari Pertamina menyebabkan warga Jakarta dan sekitarnya kesulitan memenuhi kebutuhan elpijinya. Sebagian warga terpaksa berkeliling kota dan antre memesan isi ulang gas hingga tiga hari. Harga elpiji pun melambung Rp 1.000-Rp 10.000 per tabung.

”Sudah tiga hari ini saya terus mencari isi ulang tabung gas ukuran 3 kilogram. Sampai keliling Bogor, tetapi tanpa hasil. Semua agen dan pangkalan tidak punya stok,” kata Ari Husnul (32), warga Bogor yang bekerja di Kantor Wali Kota Jakarta Pusat, Selasa (9/12). Hal senada diungkapkan Tarta, warga Kemayoran, Jakarta Pusat.

(lebih…)

pasokan Elpiji terputus Desember 10, 2008

Posted by witart in Uncategorized.
Tags: ,
add a comment

Tematik : Elpiji

Kilang Mengalami Gangguan dan Lalu Lintas Kapal Terhalang Cuaca
Rabu, 10 Desember 2008 | 03:00 WIB

Agus, seorang karyawan di toko yang menjual
gas 3 kilogram di Kampung Pluis, Kebayoran Lama,
Jakarta Selatan, Selasa (9/12). Sudah seminggu gas
3 kg habis dan belum juga dikirim dari agen.
Normalnya dalam seminggu terjadi tiga kali pengiriman
di pangkalan tersebut.

Jakarta, Kompas – Pasokan elpiji selama sepekan terakhir tersendat. Rata-rata setiap agen gas di Jakarta dan Bogor hanya mendapat separuh jatah pasokan normal dari Pertamina. Bahkan, pasokan gas ke beberapa agen sempat terputus.

(lebih…)

pupuk organik belum banyak dimanfaatkan November 29, 2008

Posted by witart in pertanian.
Tags: , , ,
add a comment

Katanya pupuk langka. Bahkan petani sampai-sampai menyerbu gudang pupuk. Sementara itu ada potensi pupuk dari bahan yang lebih murah, dari digester biogas. Kenapa tidak dimanfaatkan ?

Penyerapan Pupuk Organik Baru 19 Persen
Media Indonesia : Kamis, 27 2008 19:02 WIB

JAKARTA–MI: Departemen Pertanian mengungkapkan hingga saat ini penyerapan pupuk organik oleh petani baru sebesar 19 persen dari total volume yang dialokasikan untuk tahun 2008 sebanyak 345 ribu ton atau 50.247 ton.

Menteri Pertanian Anton Apriyantono di Jakarta, Kamis (27/11) mengatakan penggunaan pupuk organik sebenarnya mampu menekan tingkat pemakaian pupuk urea pada tanaman pangan. “Namun rupanya pupuk organik ini belum begitu familiar bagi petani sehingga mereka lebih memilih pupuk urea,” katanya.

(lebih…)

pembangkit dari jerami Oktober 25, 2008

Posted by witart in sumut.
Tags: , ,
6 comments

Pembangkit dari Jerami
Krisis Listrik Ancam Hambat Pilkada di Sulsel
Sabtu, 25 Oktober 2008 | 01:08 WIB

Medan, Kompas – Perusahaan asal Rusia, JSC PromSviaz Automatika, akan membangun pembangkit listrik menggunakan limbah tanaman padi, jerami, dan sekam di Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara. Pembangkit memiliki kapasitas 10 megawatt hingga 20 megawatt tergantung ketersediaan jerami dan sekam.

Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai, Jumat (24/10), menandatangani nota kesepahaman tentang pembangunan pembangkit listrik itu. Penandatanganan dilakukan dengan perwakilan JSC PromSviaz, PLN Wilayah Sumatera Utara, dan perwakilan Babcock and Brown, lembaga finansial asal Australia yang rencananya mendanai pembangunan proyek itu.

Menurut Sahat M Sinaga, perwakilan Xoma Power Nusantara, perusahaan yang akan menggandeng JSC PromSviaz dan Babcock and Brown, pembangkit listrik menggunakan sumber energi dari jerami dan sekam padi adalah baru di Indonesia. Pembangkit sejenis sudah ada di Thailand dan Rusia.

”Jerami dan sekam padi punya kandungan 3.180 kalori per kilogram. Dengan teknologi yang dimiliki Rusia, pembakaran jerami dan sekam pada suhu tertentu bisa memanaskan tungku boiler untuk menggerakkan turbin,” kata Sahat.

Sekadar perbandingan, batu bara yang dijadikan sumber energi listrik memiliki 5.000 hingga 6.000 kalori per kilogram.

80 ton jerami

Sahat mengungkapkan, untuk menghasilkan listrik 10 megawatt diperlukan kurang lebih 80.000 ton jerami dan sekam. ”Saat ini kami tengah memproses studi kelayakan penggunaan jerami dan sekam di Serdang Bedagai dan kabupaten sekitarnya,” katanya.

Bupati Serdang Bedagai T Erry Nuradi mengatakan, dengan total luas panen 78.000 hektar per tahun, daerahnya mampu memasok kebutuhan jerami dan sekam untuk pembangkit listrik tersebut.

Dari 78.000 hektar luas panen, dihasilkan sekitar 400.000 ton jerami dan 80.000 ton sekam. Belum lagi dari daerah sekitar seperti Deli Serdang, Batu Bara, dan Simalungun.

General Manager PLN Wilayah Sumut Manarep Pasaribu menyambut baik kerja sama itu. Apalagi mayoritas pembangkit di Sumut berbahan bakar minyak.

Di Sulawesi Selatan, krisis listrik membuat khawatir Wali Kota Makassar Andi Herry Iskandar, terkait pelaksanaan pilkada di kota itu Rabu pekan depan. Dia meminta jaminan PLN agar tidak terjadi pemadaman listrik selama proses pemungutan suara.

Empat kabupaten lain yang melaksanakan pilkada Rabu pekan depan adalah Sidenreng Rappang, Pinrang, Luwu, dan Wajo, sementara pilkada Jeneponto pada Selasa (28/10). (BIL/ROW)

pembangkit.dari.jerami